Inamo | Hidangan Virtual - Info


Di Inamo,restoran masakan Asia di kawasan London menyediakan makanan yang berupa virtual(hanya gambar)
Aneh bukan?
Tapi ini tak seperti yang Anda bayangkan. Karena sesungguhya virtual tersebut adalah daftar menu mereka.
Makanan virtual tersebut berasal dari proyektor-proyektor yang tersedia di setiap meja. Proyektor ini menayangkan meja makan virtual interaktif lengkap dengan icon-icon untuk menjelajah menu, memesan makanan, sampai memeriksa total harganya.
Tampilan awal proyektor ini adalah berupa piring kosong virtual. Setelah pengguna, lewat touchpad memilih makanan yang gambarnya langsung ditayangkan di mejanya, ia cukup mengklik di touchpad itu, kemudian pelayan akan langsung datang membawa makanan sesuai pilihan.
Ide restoran ini datang dari wirausahawan Noel Hunwick dan rekannya Daniel Potter saat sedang berada di restoran Pizza yang sangat ramai beberapa tahun lalu.
“Saking ramainya restoran, kami kesulitan memanggil pelayan. Lalu kami berpikir, tentunya enak kalau kita bisa menekan tombol dan makanan yang kami inginkan langsung diantar,” kata Hunwick, dikutip dari Foxnews, 8 Juli 2011.
Akhirnya keduanya berupaya merealisasikan mimpi mereka. Dengan bantuan proyektor, jaringan dan touchpad, mereka berhasil membuat sistem menu restoran virtual interaktif.
“Menu yang dipesan akan dikirimkan ke dapur lalu pelayan kemudian akan datang menyapa pengunjung,” kata Hunwick. “Berikutnya, pelayan itu akan kembali dengan makanan yang dipesan,” ucapnya.
Hunwick menyebutkan, metode penyajian click-to-order menu seperti ini terbukti menguntungkan restoran yang telah dibuka sejak enam lalu.
“Memperkenakan pengunjung memesan makanan langsung ke dapur bisa memangkas jumlah karyawan,” kata Hunwick. “Berhubung pengunjung tidak perlu lagi menunggu pelayan bolak-balik datang ke mejanya, secara rata-rata, total waktu mulai dari pemesanan hingga makan selesai berhasil dihemat hingga 15 menit,” ucapnya.
Pengguna, kata Hunwick, juga bisa memesan makanan tambahan secara langsung tanpa harus menunggu pelayan. “Yang menarik, sambil menunggu makanannya datang, pengunjung juga bisa bermain game di mejanya. Atau bagi yang sudah hampir selesai makan bisa memesan taksi atau melihat peta kereta bawah tanah interaktif,” ucap Hunwick.
Menurut Sebastian Francis, kepala koki restoran tersebut, sistem pemesanan virtual ini juga membawa banyak manfaat di dapur. “Memperkenankan pengunjung langsung memesan dapat mengurangi salah penyajian masakan,” kata Francis. “Dengan memangkas orang ketiga yakni pelayan, menurunkan pula tingkat human error,” ucapnya.

{ 0 comments... read them below or add one }

Posting Komentar